SEJARAH MTQ (Musabaqoh Tilawatil Quran)



Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), di Indonesia dapat dikatakan sebagai kegiatan rutin dalam keagamaan, dan yang cukup besar dan yang dibiayai oleh pemerintah saat ini. Musabaqoh ini tidak lepas dari dimensi sosialnya sebagai sebuah kegiatan. Dari meriahnya acara yang diselenggarakan, ingin dimunculkan suatu citra bahwa Islam memiliki suatu keistimewaan yang harus dibanggakan dan dilestarikan  dengan kitab sucinya.

Dalam musabaqoh ini memang terjadi ajang adu keahlian yang dimiliki tapi ada juga hal lain yaitu untuk mensyi’arkan dakwah. Yang berguna untuk menstimulus objek sasaran yang masih awam dan menimbulkan rasa keinginan yang kuat untuk memiliki hal yang sama dari musabaqoh tersebut.

Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) secara bahasa bermakna Perlombaan Membaca Al-Quran. MTQ adalah suatu pentas kegiatan perlombaan di kalangan ummat Islam dengan menjadikan berbagai aspek yang berkenaan dengan al-Qur'an sebagai materi perlombaannya, dilaksanakan secara berjenjang pada waktu tertentu, dan melibatkan seluruh cabang perlombaan dan semua golongan peserta yang telah ditetapkan.

Selain MTQ ada lagi kegiatan serupa yang dinamakan Seleksi Tilâwatil-Qur'ân (STQ), yaitu suatu pentas kegiatan perlombaan di kalangan ummat Islam yang serupa dengan MTQ akan tetapi tidak melibatkan seluruh cabang perlombaan dan tidak mengikutkan semua golongan peserta, melainkan hanya untuk cabang dan golongan tertentu yang telah ditetapkan saja. Dengan demikian MTQ lebih besar cakupan dan lebih semarak pelaksanaannya dibandingkan dengan STQ.

KH. Muhammad Dahlan (Menteri Agama RI, 1967 sampai 1971), bersama Prof. KH. Ibrahim Hossen adalah pemprakarsa pertama penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional yang untuk pertama kalinya yang diadakan diadakan di Ujung pandang/Makasar, Sulawesi Selatan pada pada bulan Ramadhan tahun 1968.

Disamping itu, mereka berdua, bersama KH. Zaini Miftah, KH. Ali Masyhar dan Prof. Dr. H.A. Mukti Ali pada 23 Januari 1970 membentuk Yayasan Ihya ‘Ulumuddin, yang setahun kemudian merintis berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ), sebuah perguruan tinggi yang secara khusus mengajarkan seni baca dan menghafal Al Quran serta megkaji ilmu-ilmu yang ada di dalamnya.
Sejak tahun 1968, Yaitu saat Menteri Agama dijabat KH Muhammad Dahlan yang juga merupakan salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, MTQ dilembagakan secara nasional. Pada saat MTQ pertama dilaksanakan, MTQ hanya melombakan cabang lomba tilawah dewasa saja, yang melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan.
MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) tahun 1969. Tahun 1970 MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
Dalam perkembangannya, kini, tidak hanya lagu yang dilombakan, ditambah cerdas cermat, pidato (khitobah), kaligrafi, dan lain sebagainya. Lagu-lagu tilawah antara lain Bayati, Syika, Nahwand, Rost, Jiharka, dan lain sebagainya

Comments

Popular posts from this blog

EXCEL UNTUK LEGER DAN RAPORT

CONTOH SK PENGURUS MASJID

SKP DAN LAPORAN KINERJA BULANAN DALAM SATU APLIKASI : @NIK ASN