SEJARAH PENDIRIAN MASJID
Masjid adalah tempat beribadahnya umat islam. Secara bahasa, masjid berasal dari bahasa arab yaitu dari sajada-yasjudu (fiil;kata kerja) yang berubah menjadi masjidun (isim makan), yang bisa diartikan sebagai tempat sujud.Dalam pengertian syar’i masjid adalah sebuah bangunan tempat ibadah umat Islam, yang digunakan umat Islam sebagai tempat dilangsungkannya shalat jamaah. Masjid berukuran kecil biasanya disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Mengenai asal mula berdirinya masjid tidak terlepas dari Hijrahnya Rasulullah Muhammad Saw ke Madinah dan sejarah masjid Quba sebagai masjid pertama yang dibangun langsung Oleh Rasulullah Muhammad Saw.
Sebelum masjid Quba didirikan, Umat Islam hanya melaksanakan shalat di rumah-rumah dan pada waktu itu shalat hanya dilakukan sebanyak empat rakaat, yaitu 2 rakat di pagi hari dan dua rakaat di sore hari. Pada awal Islam muncul, yaitu sebelum Rasulullah Muhammad Hijrah ke Madinah, belum ada usaha untuk mendirikan masjid karena lemahnya kedudukan umat Islam pada waktu itu, sedangkan tantangan dari penduduk Mekkah begitu gencarnya.
Menyadari akan kekerasan dan tantangan dari Kaum Quraisy yang mengancam kaum muslimin dan setelah mendapat perintah Tuhan kepada Rasulullah Muhammad supaya berhijrah, ketika itulah Rasulullah Muhmmmad pergi ke rumah Abu Bakar dan memberitahukan, bahwa Allah telah mengizinkan ia hijrah. pun mengajak Abu Bakar agar menemani beliau dalam hijrahnya dan Abu Bakar pun menerimanya dengan baik oleh Abu Bakar. Dengan menempuh jalan lain dari yang biasa, menjelang larut malam Rasulullah keluar menuju ke rumah Abu Bakar dan terus bertolak ke Yasrib, dengan diselingi persembunyian di Goa Tsur Rasulullah Muhammad sampai di Quba (sekitar 5 Km dari Kota Madinah). Empat hari beliau tinggal disana, ditemani oleh Abu Bakar. Selama empat hari itu Rasulullah Muhammad membangun masjid bersama para sahabat. Ali bin Abi Thalib yang datang menyusul ikut pula mengangkat dan meletakan batu.
Rasulullah-lah yang meletakkan batu pertama tepat di kiblatnya dan ikut menyusun batu-batu selanjutnya hingga bisa menjadi pondasi dan dinding masjid.
Rasullullah saw dibantu para sahabat dan kaum Muslim yang lain. Ammar menjadi pengikut yang paling rajin dalam membangun masjid ini. Tanpa kenal lelah, ia membawa batu-batu yang ukurannya sangat besar, hingga orang lain tak sanggup mengangkatnya. Ammar mengikatkan batu itu ke perutnya sendiri dan membawanya untuk dijadikan bahan bangunan penyusun masjid ini. Ammar memang selalu dikisahkan sebagai prajurit yang sangat perkasa bagi pasukan Islam. Dia mati syahid pada usia 92 tahun. Jerih payah Rasulullah dan para sahabat menghasilkan sebuah masjid yang sangat sederhana yang disebut Masjid Quba. Masjid pertama bagi umat Islam yang dibangun di Bulan Rabiul Awal tahun pertama Hijrah atau 622 M.
Pada masa itu, bangunan masjid Quba sangat sedserhana, terdiri dari pelepah kurma berbentuk segi empat, dengan enam serambi yang bertiang. Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.
Walaupun secara lahiriah masjid Quba sangat sederhana namun Allah menyebut masjid ini sebagai masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak awal berdirinya. Sementara orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang-orang yang selalu membersihkan diri mereka. Allah menjelaskan hal ini dalam Al-Quran Surah At-Taubah [9]: 108);
Artinya :
"Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih."
Setelah masjid Quba’ berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam mulailah orang-orang munafik merasa tidak tenang atas persaudaraan yang erat di kalangan umat Islam. Mereka lantas membangun masjid Dhirar yang bagus di Madinah untuk memecah belah persaudaraan dan melemahkan persatuan umat Islam.
Pada mulanya Rasulullah, tidak megetahui tujuan dibangunnya masjid Dhirar ini dan menerima ajakan kaum munafik ini untuk mampir dan shalat di Masjid tersebut setelah selesai Perang Tabuk. Namun dalam perjalanan menuju masjid dhirar beliau beristirahat di Dzu Awan (jaraknya ke Madinah sekitar setengah hari perjalanan). Pada waktu itulah Allah Azza wa Jalla memberi kabar kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang masjid tersebut yang mereka niatkan untuk membahayakan kaum muslimin dan sebagai bentuk kekafiran. Kabar tentang siasat pendirian masjid ini disampaikan Allah SWT dengan diturunkannya QS. At-Taubah Ayat 107 :
Artinya:
“dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”
Mengetahui siasat buruk orang-orang munafik, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk meruntuhkan masjid tersebut. Kemudian Lokasi bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Kemudian Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Malik bin Dukhsyum, Ma’an bin Adi, ‘Amir bin As-Sakan dan Wahsyi. Kemudian berkata, ”Pergilah kalian ke masjid yang didirikan oleh orang-orang dzalim (masjid dhirar), kemudian hancurkan dan bakarlah.” Maka keduanya pun berangkat dengan segera. Malik bin Dukhsyum mengambil api (pelepah kurma) dari rumahnya. Mereka bertolak lalu membakar dan menghancurkannya.
Demikianlah sejarah berdirinya dua bangunan masjid, satu masjid yang dibangun atas dasar taqwa dan yang satunya adalah masjid yang dibangun atas dasar tujuan menghancurkan persatuan umat Islam.
Comments
Post a Comment